Rangkuman acara Kick Andy Edisi Jumat, 5
Oktober 2012.
Dizaman yang modern ini, sifat /sikap anti korupsi
dimasyaratkan semakin langka. Hanya segelintir orang saja yang menerapi
kehidupan ini dan menempelkan sifat kejujuran dalam diri mereka. Tapi tidak
untuk di sebuah sekolah smp kanisius kudus, jawa tengah. Berdasarkan pemaparan
kepala sekolah tersebut, Sejak dini anak-anak diajarkan bagaimana menanamkan
nilai-nilai kejujuran dalam lingkungan sekolah. Yaitu dengan cara adalah :
membuat warung kejujuran. Dimana segala transaksi dilakukan secara mandiri oleh
siswa tesebut. Semua dilakukan serba sendiri. Para siswa diajarkan bila dalam
sebuah warung tersebut adalah suatu Negara yg dimana jika siswa-siswinya
melakukan korupsi atau kecurangan mengambil yg bukan hak nya maka warung
tersebut pasti bangkrut. Pendidikan anti korupsi yang digalakan dengan semangat
yang positif setelah 2 bulan membuahkan hasil. Para murid bisa memahami akan
nilai sifat kejujuran. Kejujuran yang semakin langka tp gagasan semangat
kejujuran harus kita tiru.
Selain itu ada juga para siswa di waktu senggang bermain
ular tangga anti korupsi, dalam permainan tesebut mengandung nilai kejujuran,
edukasi yang bermanfaat tentang akibat jika melakukan korupsi.
DItempat lainya di kota kediri..
Sebuah kios pom bensin eceran kejujuran, yang dimiliki
seorang bapak bernama Pak Mukti yang perkejaanya sehari-hari adalah sebagai
tukang becak. Dimulai dari bulan juni 2010 Pak Mukti mendirikan kios pom bensin
eceran dimana pembelian bensin tersebut tidak ada seorang pun yg menjaga atau
mengawasi. Setiap pembeli yang yg lewat dijalan tersebut mengambil dan membayar
pada sebuah celengan kecil tesebut sendiri. Selama menjalakan usaha ini Pak
Mukti mengaku sudah merugi hingga 5 juta rupiah. Walaupun merugi tak mematahkan
seemangat untuk menerapkan sikap kejujuran bagi pembeli kios pom bensin eceran
tersebut, yang hanya bermodalkan spanduk yang bertulisan “pom bensin kejujuran
24 jam menju surga”.
Semangat Antikorupsi tidak sampai di kota Kediri..
Di kota Bandung seorang anak SMP kelas 3 yang menciptakan
sebuah Games yang bernama “Raid The Rats” sebuah aplikasi game non komersial
menceritakan Tikus mengibaratkan “Sifat korupsi” para koruptor yang dibasmi
oleh Seekor burung “Garuda”. Intinya
adalah mengajarkan budaya malu jika ada salah satu seorang dari keluarga
melakukan korupsi.
Melihat dari sudut pandang etika bahwa Gerakan anti korupsi
bisa dilakukan dengan berbagai cara yang kreatif. Untuk menanmkan sikap
memberantas korupsi harus dilakukan sejak dini. Dimulai dari rumah bagi orang
tua harus mengajarkan nilai-nilai kejujuran kepada anaknya, sehingga di usia
tersebut nilai-nilai bisa melekat dan menjadi prinsip mereka. komunikasi yang
intensif dan juga member sauri teladan untuk anak kelak kebaikan yg diajarkan
bisa ditiru dan lestari hingga sampai kapanpun.
Dari sekolah, anak sekolah harus diberi media untuk
mengajarkan gerakan anti korupsi. Semangat dari guru juga sangat penting,
berasal dari bawah untuk menggerakan semangat anti korupsi.
Yang tidak kalah penting adalah dari segi norma, menanamkan
budaya malu melakukan kecurangan apalagi korupsi. Walaupun hukuman bagi
penjahat koruptor terlalu ringan, yang menjadi
benteng terahir ada sanksi social bagi siapapun yang melakukan korupsi
harus ditegakan.
Semoga dari kisah tesebut bisa menginspirasi anda melawan
terhadap korupsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar